Monday, October 22, 2012

Idul Adha 1433H

Hari ini adalah hari yang istimewa bagi umat Muslim diseluruh Dunia, terutama sangat istimewa jika kita bisa saling berbagi dengan sesama makhluk ciptaan - Nya di dunia ini dengan kata lain idul adha adalah sebuah hari raya Islam yang memperingati peristiwa kurban, karena itu dikenal juga dengan Hari Raya Kurban. Peristiwa kurban tersebut adalah ketika Nabi Ibrahim as. bersedia mengorbankan putranya, yaitu Nabi Ismail as. kepada Allah SWT. Ketika hendak disembelih, Allah SWT menggantikan Nabi Ismail dengan seekor domba. Peristiwa itu diabadikan oleh allah SWT di dalam Quran-Nya surat al Shaffat ayat 102-109. Dari peristiwa itulah asal mula dilaksanakannya Hari Raya Kurban, tidak lain untuk memperingati kepatuhan seorang hamba kepada Tuhannya. Bagaimana tidak? Nabi Ibrahim as. yang sudah lama mengidam-idamkan kelahiran seorang putra, harus menyembelih buah hatinya tersebut demi melaksanakan perintah Allah SWT. Tetapi Allah SWT sudah membalas kepatuhannya tersebut, menggantikan Nabi Ismail dengan seekor domba. Ketakwaan seperti Nabi Ibrahim inilah yang patut kita teladani.

Adapun pesan yang tersirat dari peristiwa tersebut adalah ajaran Islam yang begitu menghargai betapa pentingnya nyawa manusia. Menurut Imam Syatibi dalam magmum opusnya al Muwafaqot, satu diantara nilai universal Islam (maqoshid al syari’ah) adalah agama Islam menjaga hak hidup (hifdzu al nafs).

Di hari Idul Adha, bagi umat islam yang mampu dianjurkan untuk menyembelih binatang kurban. Pada dasarnya, menyembelih binatang kurban ini mengandung dua nilai, yakni kesalehan ritual dan kesalehan sosial. Kesalehan ritual berarti dengan berkurban, kita telah melaksanakan perintah Tuhan yang bersifat transedental. Sedangkan dikatakan kesalehan sosial, karena selain sebagai ritual keagamaan, kurban juga mempunyai dimensi kemanusiaan. Perintah berkurban bagi yang mampu ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang respek terhadap fakir-miskin dan kaum dhuafa lainnya. Dengan disyari’atkannya kurban, kaum Muslimin dilatih untuk mempertebal rasa kemanusiaan, mengasah kepekaan terhadap masalah-masalah sosial, mengajarkan sikap saling menyayangi terhadap sesama.

Meski waktu pelaksanaan penyembelihan dibatasi (10-13 Dzulhijah), namun jangan dipahami bahwa Islam membatasi solidaritas kemanusiaan. Kita harus mampu menangkap makna esensial dari pesan yang disampaikan teks, bukan memahami teks secara literal. Oleh karenanya, semangat untuk terus ‘berkurban’ senantiasa kita langgengkan pasca Idul Adha. Mari kita jadikan Idul Adha sebagai momentum untuk meningkatkan dua kesalehan sekaligus, yakni kesalehan ritual dan kesalehan sosial.
sumber: http://fitrianazira.wordpress.com/2009/11/27/makna-hari-raya-idul-adha-2/